Pengertian
Al-Qur’an
Dr Subhi Al-Salih mengemukakan satu
pendapat yang kuat mengenai definisi al-Quran yaitu al-Quran bermaksud ‘bacaan’
yang berasal daripada perkataan qara’a (قَرَأَ). Inilah salah satu definisi
al-Quran dari segi bahasa.
Dari segi bahasa terdapat 3
makna:
1.
Qara’a bererti mengumpulkan dan menghimpun.
2.
Qiraah bererti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata
satu dengan yang lain dalam satu ucapan yang tersusun rapi.
3.
Quran pada mulanya seperti qiraah, yaitu masdar
(infinitif) dari kata qara’a, qiraatan, quranan.
Dari segi istilah:
Definisi Quran sukar untuk diberi batasan-batasan dengan definisi-definisi
logika sehingga ianya memiliki batasan yang benar-benar konkrit. Ulama
menyebutkan definisi Alquran yang mendekati maknanya dengan membezakan dari
yang lain dengan menyebutkan bahawa Al-Quran adalah kalam atau firman Allah
yang diturunkan kepada Muhammad saw. yang pembacaannya merupakan ibadah. Maka
terdapat 3 perkara utama dalam definisi yang diberikan ini yakni:
1.
Al-Quran adalah kalam atau firman Allah.
2.
Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
S.A.W.
3.
Pembacaan al-Quran satu ibadah.
Fungsi Al-Qur’an
1. Petunjuk
bagi Manusia.
Allah swt menurunkan Al-Qur’an
sebagai petunjuk umur manusia, seperti yang dijelaskan dalam surat (Q.S
AL-Baqarah 2:185) (Q.S AL-Baqarah 2:2) dan (Q.S AL-Fusilat 41:44)
2. Sumber pokok
ajaran Islam.
Fungsi Al-Qur’an sebagai sumber
ajaran islam sudah diyakini dan diakui kebenarannya oleh segenap hukum islam.
Adapun ajarannya meliputi persoalan kemanusiaan secara umum seperti hukum,
ibadah, ekonomi, politik, sosial, budaya, pendidikan, ilmu pengetahuan dan
seni.
3. Peringatan
dan pelajaran bagi manusia.
Dalam Al-Qur’an banyak diterangkan
tentang kisah para nabi dan umat terdahulu, baik umat yang taat melaksanakan
perintah Allah maupun yang mereka yang menentang dan mengingkari ajaran Nya.
Bagi kita, umat yang akan datang kemudian harus pandai mengambil hikmah dan
pelajaran dari kisah-kisah yang diterangkan dalam Al-Qur’an.
4. Sebagai
mukjizat Nabi Muhammad saw.
Turunnya Al-Qur’an merupakan salah
satu mukjizat yang dimiliki oleh nabi Muhammad saw.
Pengertian Hadits
Pengertian Hadits dapat diartikan menurut dua cara
yakni menurut bahasa dan menurut terminoligi. Hadits menurut bahasa terdiri
dari beberapa arti, yaitu :
1. Jadid yang berarti baru
2. Qarid yang artinya dekat, dan
3. Khabar yang artinya berita
Sedangkan pengertian hadits
secara terminologis adalah :
“Segala sesuatu yang disandarkan
kepada Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, pernyataan (taqrir)
dan sebagainya”.
(Ilmu Tafsir dan
Hadits IAIN Sunan Ampel, CV, Aneka Bahagia Surabaya 1993. Hal : 41).
Seperti disebutkan di atas, bahwa
definisi ini memuat empat elemen, yaitu perkataan, perbuatan, pernyataan, dan
sifat-sifat lain. Secara lebih jelas dari ke empat elemen tersebut dapat
penulis uraikan sebagai berikut :
1. Perkataan
Yang
dimaksud dengan perkataan adalah segala perkataan yang pernah diucapkan oleh
Nabi Muhammad SAW dalam berbagai bidang, seperti bidang syariah, akhlaq,
aqidah, pendidikan dan sebagainya.
2. Perbuatan
Perbuatan
adalah penjelasan-penjelasan praktis Nabi Muhammad SAW terhadap
peraturan-peraturan syara’ yang belum jelas teknis pelaksanaannya. Seperti
halnya jumlah rakaat, cara mengerjakan haji, cara berzakar dan lain-lain.
Perbuatan nabi yang merupakan penjelas tersbut haruslah diikuti dan dipertegas
dengan sebuah sabdanya.
3. Taqrir
Taqrir
adalah keadaan beliau yang mendiamkan atau tidak mengadakan sanggahan dan
reaksi terhadap tindakan atau perilaku para sahabatnya serta menyetujui apa
yang dilakukan oleh para sahabatnya itu.
4. Sifat, Keadaan dan Himmah Rasululloh
Sifat-sifat,
dan keadaan himmah Nabi Muhammad SAW adalah merupakan komponen Hadits yang
meliputi :
- Sifat-sifat Nabi yang digambarkan dan dituliskan
oleh para sahabatnya dan dan para ahli sejarah baik mengenai sifat jasmani
ataupun moralnya
- Silsilah (nasab), nama-nama dan tahun
kelahirannya yang ditetapkan oleh para sejarawan
- Himmah (keinginan) Nabi untuk melaksanakan suatu
hal, seperti keinginan beliau untuk berpuasa setiap tanggal 9 Muharram.
Fungsi
Hadits
Al-Qur’an
merupakan kitab suci terakhir yang diturunkan Alloh. Kitab Al-Qur’an adalah sebagai
penyempurna dari kita-kitab Alloh yang pernah diturunkan sebelumnya.
Al-Qur’an
dan Hadits merupakan sumber pokok ajaran Islam dan merupakan rujukan umat Islam
dalam memahami syariat. Pada tahun 1958 salah seorang sarjana barat yang telah
mengadakan penelitian dan penyelidikan secara ilmiah tentang Al-Qur’an mengatan
bahwa : “Pokok-pokok ajaran Al-Qur’an begitu dinamis serta langgeng abadi,
sehingga tidak ada di dunia ini suatu kitab suci yang lebih dari 12 abad
lamanya, tetapi murni dalam teksnya”. (Drs. Achmad Syauki, Sulita Bandung, 1985
: 33).
Fungsi
Hadits terhadap Al-Qur’an meliputi tiga fungsi pokok, yaitu :
1.
Menguatkan dan menegaskan hukum yang terdapat dalam
Al-Qur’an.
2.
Menguraikan dan merincikan yang global (mujmal),
mengkaitkan yang mutlak dan mentakhsiskan yang umum(‘am), Tafsil, Takyid, dan
Takhsis berfungsi menjelaskan apa yang dikehendaki Al-Qur’an. Rasululloh
mempunyai tugas menjelaskan Al-Qur’an sebagaimana firman Alloh SWT dalam QS.
An-Nahl ayat 44: “Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur’an, agar kamu
menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan
supaya mereka memikirkan”(QS. An-Nahl : 44)
3.
Menetapkan dan mengadakan hukum yang tidak disebutkan
dalam Al-Qur’an. Hukum yang terjadi adalah merupakan produk Hadits/Sunnah yang atidak
ditunjukan oleh Al-Qur’an. Contohnya seperti larangan memadu perempuan dengan
bibinya dari pihak ibu, haram memakan burung yang berkuku tajam, haram memakai
cincin emas dan kain sutra bagi laki-laki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar