Kamis, 21 Februari 2013

Makalah - Psikologi Pendidikan


BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Psikologi Pendidikan Pengertian psikologi, menurut asal  katanya  psikologi  berasal dari bahasa Yunani yaitu Psyche dan Logos. Psyche berarti jiwa, sukma dan roh, sedangkan logos berarti ilmu pengetahuan  atau studi. Jadi pengertian psikologi secara harfiah adalah ilmu tentang jiwa. Dengan pesatnya perkembangan teknologi dari ilmu pengetahuan, maka perubahan-perubahan pesat terjadi pula dalam bidang pendidikan. Kurikulum yang sering direvisi dalam pengembangannya, tujuan pendidikan sering mengalami perubahan dalam perumusannya, metode belajar mengajar sering mengalami perubahan dan pengembangan, dan sumber serta fasilitas belajar sering mengalami penambahan.

Dari uraian diatas dapat kita ambil makna bahwa perkembangan teknologi pada ilmu pengetahuan dapat membuat perubahan-perubahan dalam dunia pendidikan, baik pada revisi dan pengembangan kurikulum, metode, rumusan, serta sumber dan fasilitas belajar dapat memancing berbagai macam tanggapan apakah semua hal itu dapat mengganggu pelaksanaan aktivitas belajar sehingga akan mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan peserta didik, dan akhirnya timbul kekhawatiran akan diabaikannya psikologi dalam pendidikan.

Untuk mengatasi kekhawatiran tersebut , maka diharapkan peserta didik dapat mempunyai tingkat keaktifan yang tinggi, baik itu secara fisiologis maupun psikologis. Dengan demikian psikologi tetap akan memperoleh tempat dalam dunia pendidikan. Berbicara mengenai situasi pengajaran di Indonesia, kita tidak menutupi kenyataan bahwa sekolah-sekolah saat ini masih mengutamakan penguasaan mata pelajaran. Akibatnya guru dan murid masih dibatasi kebijakan dan pengawasan dari pihak pemerintah, sehingga keberhasilan pendidikan tidak pernah lepas dari keterampilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pendidikan kita pada saat ini belum banyak memperhatikan minat dan kebutuhan peserta didik, melainkan pendidikan masih digumuli dengan masalah-masalah kompetensi lembaga pendidikan dengan pemenuhan kebutuhan dunia kerja akan tenaga kerja .

Dengan demikian sudah saatnya sekarang pendidikan kita untuk melayani kebutuhan dan hakikat psikologis peserta didik. Pemahaman pada peserta didik yang berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologi sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan. Untuk itu psikologi menyediakan sejumlah informasi tentang kehidupan pribadi manusia pada umumnya serta berkaitan dengan aspek pribadi.

Individu memiliki bakat, kemampuan, minat, kekuatan serta tempo, dan irama perkembangannya yang berbeda satu dengan yang lain. Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta didik, sekalipun mereka mungkin memiliki beberapa persamaan. Penyusunan kurikulum perlu berhati-hati dalam menentukan jenjang pengalaman belajar yang akan djadikan garis-garis besar program pengajaran serta tingkat keterincian bahan belajar yang digariskan.

Landasan Psikologi pendidikan adalah suatu landasan dalam proses pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang  kehidupan manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan. Kajian psikologi yang erat hubungannya dengan pendidikan adalah yang berkaitan dengan kecerdasan, berpikir, dan belajar ( Tirtaraharja, 2005: 106 ).

Tujuan Interaksi pendidikan memiliki suatu ciri dan fungsi khusus, yaitu bersifat dan berfungsi membantu perkembangan siswa. Yang mana dalam interaksi ini, guru memberikan sejumlah latihan melalui penggunaan metode tertentu dan dengan dukungan buku sumber dan alat-alat bantu lain. Hal-hal diatas dapat dilakukan apabila guru mempunyai pemahaman yang mendalam dan menyeluruh tentang  perkembangan serta kemampuan yang dimiliki siswa baik kemampuan fisik, intelektual, sosial maupun emosional.

Interaksi pendidikan tidak terjadi dalam lingkungan hampa akan tetapi dalam lingkungan pendidikan. Ada 3 macam lingkungan pendidikan yaitu lingkungan rumah (lingkungan pertama), lingkungan sekolah (lingkungan kedua) dan lingkungan masyarakat (lingkunga  ketiga).Interaksi pendidikan yang berlangsung disekolah telah direncanakan dengan sistematis dan teliti dalam suat kurikulum, maka disebut interaksi pendidikan formal. Guru sebagai pendidik tidak hanya dituntut memahami perkembangan dan kemampuan siswa tetapi dituntut memahami seluruh situasi pendidikan.

Penerapan landasan psikologis dalam pengembangan kurikulum, tiada lain agar upaya pendidikan yang dilakukan dapat menyesuaikan dari segi materi atau bahan yang harus disampaikan, penyesuaian dari segi proses penyampaian atau pembelajarannya dan penyesuaian dari unsur-unsur upaya pendidikan lainnya.

Peserta didik adalah individu yang berada dalam proses perkembangan. Perkembangan yang dialami anak sebagian besar terjadi karena usaha belajar, baik melalui peniruan, pengingatan, pembiasaan, pemahaman, penerapan, maupun pemecahan masalah. Tugas pendidik atau guru adalah membantu perkembangan peserta didik secara optimal. Pendidik atau guru harus melakukan berbagai upaya dalam kegiatan belajar-mengajar yang memberikan hasil yang optimal, jadi minimal terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan landasan psikologis, yaitu psikologis perkembangan peserta didik dan psikologis belajar.
 Perkembangan Peserta didik
Anak sejak dilahirkan sudah memperlihatkan keunikan-keunikan, seperti pernyataan dirinya dalam bentuk tangisan atau gerakan-gerakan tertentu. Hal ini memberikan gambaran bahwa sebenarnya sejak lahir anak telah memiliki potensi untuk berkembang.

Pendapat lain mengatakan bahwa perkembangan anak itu adalah hasil dari pengaruh lingkungan. Anak dianggap sebagai kertas putih, dimana orang-orang di sekelilingnya dapat bebas menulis kertas tersebut. Pandangan ini bertentangan pandangan di atas, dimana justru aspek-aspek di luar anak atau lingkungannya lebih banyak mempengaruhi perkembangan anak menjadi individu yang dewasa.

Pandangan lainnya ialah yang menyebutkan bahwa perkembangan anak itu merupakan hasil perpaduan antara pembawaan dan lingkungan. Aliran ini mengakui akan kodrat manusia yang memiliki potensi sejak lahir, namun potensi ini akan berkembang menjadi lebih baik dan sempurna berkat pengaruh lingkungan.

Pandangan yang terakhir ini ialah tentang tugas-tugas perkembangan (developmental tasks). Tugas-tugas perkembangan yang dimaksud adalah tugas yang secara nyata harus dipenuhi oleh setiap anak/individu sesuai dengan taraf/tingkat perkembangan yang dituntut oleh lingkungannya. Apabila tugas-tugas itu tidak terpenuhi, maka pada taraf perkembangan berikutnya anak/individu tersebut akan mengalami masalah. Melalui tugas-tugas ini, anak akan berkembang dengan baik dan beroperasi secara kumulatif dari yang sederhana menuju kearah yang lebih kompleks. Namun demikian, objek penelitiannya adalah anak-anak Amerika, jadi kebenarannya masih perlu diteliti dan dikaji dengan cermat disesuaikan dengan anak-anak Indonesia yang memiliki kondisi lingkungan yang berbeda. Pandangan tentang anak sebagai makhluk yang unik sangat berpengaruh terhadap pengembangan landasan pendidikan. Setiap anak merupakan pribadi tersendiri, memilik perbedaan disamping persamaannya.
            Psikologi Belajar
Secara psikologis, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara sadar dari hasil interaksinya dengan lingkungan. Definisi ini menyiratkan dua makna. Pertama, bahwa belajar merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu yaitu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku. Kedua, perubahan tingkah laku yang terjadi harus secara sadar.

Psikologi belajar merupakan suatu cabang bagaimana individu belajar. Belajar diartikan terjadinya perubahan perilaku ke arah positif melalui pengalaman. Mengetahui tentang psikologi/teori belajar merupakan bekal bagi para guru dalam tugas pokoknya yaitu pembelajaran anak.
Psikologi atau teori belajar yang berkembang pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga rumpun, yaitu
1.      Teori Disiplin Mental, secara herediter anak mempunyai potensi tertentu. Belajar merupakan upaya mengembangkan potensi-potensi tersebut
a.       Disiplin Mental Theistik
Individu mempunyai daya mental (mengamati, menanggap, mengingat, berpikir). Belajar merupakan proses melatih daya-daya tersebut.
b.      Disiplin Mental Humanistik
Menekankan keseluruhan aspek (pendidikan umum).
c.       Naturalisme
Selain mempunyai potensi, anak memiliki kemauan dan kemampuan untuk belajar dan berkembang sendiri
d.      Apersepsi
Hasil belajar disimpan dan membentuk apersepsi untuk belajar lebih lanjut
2.      Teori Behaviorisme, anak tidak membawa potensi apapun dari lahirnya. Perkembangan ditentukan oleh faktor yang berasal dari lingkungan. Bersifat pasif
a.       Teori S-R Bond (Thorndike) kehidupan tunduk pada hukum stimulus-respon belajar dan upaya membentuk S-R sebanyaknya
b.      Conditioning (Guthrie)
Belajar melalui S-R dibantu dengan kondisi tertentu (pada stimulus)
c.       Reinforcement (Skinner)
Belajar melalui S-R dibantu dengan kondisi tertentu (melalui respon)
1.      Cognitive Gestalt Field
Menekankan pada unity, wholeness, integrity (keterpaduan). Bersifat aktif
a.       Insight/Gestalt Field
Belajar adalah proses mengembangkan pemahaman baru
Belajar merupakan perbuatan yang bertujuan, eksploratif, imajinatif, kreatif
b.      Goal Insight
Belajar merupakan usaha untuk mengembangkan pemahaman tingkat tinggi
c.       Cognitive Field
Belajar merupakan proses interaksi (individu selalu berada dalam life space, ada tujuan yang ingin dicapai dan motif yang mendorong untuk mencapai tujuan dan hambatan yang harus diatasi). Dari pengertian belajar di atas, maka kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku itu dipandang sebagai Proses belajar. Sedangkan perubahan tingkah laku itu sendiri dipandang sebagai Hasil belajar. Hal ini berarti, belajar pada hakikatnya menyangkut dua hal yaitu proses belajar dan hasil belajar.
Para ahli psikologi cenderung untuk menggunakan pola-pola tingkah laku manusia sebagai suatu model yang menjadi prinsip-prinsip belajar. Prinsip-prinsip belajar ini selanjutnya lazim disebut dengan teori belajar.
Ada tiga aliran besar dalam teori belajar mengajar yaitu: Aliran Psikologi Tingkah Laku (Behaviorism), Psikologi Gestalt dan Psikologi Kognitif (Constructivism) yang dapat diaplikasikan ke dalam pengajaran matematika.

Pemahaman situasi pendidikan bukan menjadi satu-satunya tujuan dari study tentang landasan psikologis proses pendidikan. Ada dua tujuan utama dari studi tentang landasan psikologis proses pendidikan. Pertama, agar para guru, para pendidik atau calon guru dan calon pendidik mempunyai pemahaman yang lebih baik tentang situasi pendidikan. Kedua, agar para guru, pendidik atau calon guru, calon pendidik mampu menyiapkan dan melaksanakan pengajaran dan bimbingan terhadap siswa, peserta didik dengan lebih baik.

Dengan bekal tersebut, diharapkan guru, pendidik dapat membawa siswa, peseta didik dalam mencapai perkembangan yang setinggi-tingginya sesuai dengan prestasi yang dimilikinya.

Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan Bagi Guru dan Calon Guru dapat dibagi menjadi dua aspek, yaitu:
1.      Untuk mempelajari situasi dalam proses pembelajaran, psikologi pendidikan memberikan banyak kontribusi kepada guru dan calon guru untuk meningkatkan efisiensi proses pembelajaran pada kondisi yang berbeda-beda seperti di bawah ini:
a.       Memahami perbedaan individu (peserta didik)
Seorang guru harus berhadapan dengan sekolompok siswa di dalam kelas dengan hati-hati karena karakteristik masing-masing siswa berbeda-beda. Oleh karena itu sangat penting untuk memahami perbedaan karakteristik siswa tersebut pada berbagai tingkat pertumbuhan dan perkembangan guna menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Psikologi pendidikan dapat membantu guru dan calon guru dalam memahami perbedaan karakteristik siswa tersebut.
b.      Penciptaan iklim belajaar yang kondusif di dalam kelas
Pemahaman yang baik tentang ruang kelas yang digunakan dalam proses pembelajaran sangat membantu guru untuk menyampaikan materi kepada siswa secara efektif. Iklim pembelajaran yang kondusif harus bisa diciptakan oleh guru sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan efektif. Seseorang guru harus mengetahui prinsip-prinsip yang tepat dalam proses belajar mengajar, pendekatan yang berbeda dalam mengajar untuk hasil proses belajar mengajar yang lebih baik. Psikologi pendidikan berperan dalam membantu guru agar dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga proses pembelajaran di dalam kelas bisa berjalan efektif.
c.       Pemilihan strategi dan metode pembelajaran
Metode pembelajaran didasarkan pada karakteristik perkembangan siswa. Psikologi pendidikan dapat membantu guru dalam menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami peserta didik.
d.      Memberikan bimbingan kepada peserta didik
Seorang guru harus memainkan peran yang berbeda di sekolah, tidak hanya dalam pelaksanaan pembelajaran, tetapi juga berperan sebagai pembimbing bagi peserta didik. Bimbingan adalah jenis bantuan kepada siswa untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi. Pengetahuan tentang psikologi pendidikan memungkinkan guru untuk memberikan bimbingan pendidikan dan kejuruan yang diperlukan untuk siswa pada tingkat usia yang berbeda-beda.
e.       Mengevaluasi hasil pembelajaran
Guru harus melakukan dua kegiatan penting di dalam kelas seperti mengajar dan mengevaluasi. Kegiatan evaluasi membantu dalam mengukur hasil belajar siswa. Psikologi pendidikan dapat membantu guru dan calon guru dalam mengembangkan evaluasi pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis evaluasi pemenuhan prinsip-prinsip evaluasi maupun menentukan hasil-hasil evaluasi.
2.      Untuk penerapan prinsip-prinsip belajar mengajar
a.       Menetapkan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran mengacu pada perubahan perilaku yang dialami siswa setelah dilaksanakannya proses pembelajaran. Psikologi pendidikan membantu guru dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran.
b.      Penggunaan median pembelajaran
Pengetahuan tentang psikologi pendidikan diperlukan guru untuk merencanakan dengan tepat media pembelajaran yang akan digunakan. Misalnya penggunaan media audio-visual sehingga dapat memberikan gambaran nyata kepada peserta didik.
c.       Penyusunan jadwal pelajaran
Jadwal pelajaran harus disusun berdasarkan kondisi psikologi peserta didik. Misalnya mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa seperti matematika ditempatkan di awal pelajaran dimana kondisi siswa masih segar dan semangat dalam menerima materi pelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan psikologi pendidikan berperan dalam membantu guru untuk merencanakan, mengatur dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar di sekolah. 


DAFTAR PUSTAKA

Partowisastro, Koestoer.Dinamika dalam Psikologi Pendidikan Jilid II.Erlangga.Jakarta.

Slavin, Robert E.2008.Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik edisi ke-8.PT Indeks.Jakarta.

Wahyono,Budi.“Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan bagi Guru dan Calon Guru”.http://pend-ekonomi.blogspot.com/2012/05/manfaat-mempelajari-psikologi.html.diakses tanggal 04 Januari 2013.pukul 22:16

amanahme.“Landasan Psikologis dalam Pendidikan“.http://amanahtp.wordpress.com/2011/10/11/landasan-psikologis-dalam-pendidikan/.diakses tanggal 02 Januari 2013. Pukul 21:40






Tidak ada komentar:

Posting Komentar